ASI = Aman Sehat Irit!*
Mengubah kebiasaan yang buruk atau cara berpikir yang salah
itu tidaklah mudah, kalo minjem kata-katanya pak dokter @bramirfanda “bagaikan
melepaskan kacang dari genggaman tangan kera”. Sama halnya dengan mengubah
kebiasaan ibu-ibu modern sekarang ini, mereka lebih memilih memberi bayinya
susu formula dengan berbagai alasan, salah satunya karena kesibukan bekerja.
Padahal dari berbagai penelitian telah menemukan fakta bahwa kandungan yang
terdapat dalam ASI tidak akan pernah bisa digantikan dengan susu formula
sebagus dan semahal apapun! Lha wong ASI itu diciptakan langsung oleh Sang Maha
Mencipta Allah SWT, kok ya mau dibandingkan dengan susu formula bikinan manusia
yang dhaif. :D
Mengapa tiba-tiba saya sebagai laki-laki membahas
masalah ASI, tak lain tak bukan karena saat ini saya sedang menunggu kehadiran
si buah hati yang saat ini masih berada di dalam kandungan bundanya yang
berumur 8 bulan. Demi mempersiapkan diri menjadi orang tua yang baik, semangat
untuk belajar serta mencari informasi yang benar tumbuh dengan sendirinya.
Mungkin memang sudah kodratnya demikian, naluri itu tumbuh seiring dengan
perubahan peran yang akan saya jalani, dari seorang suami menjadi suami
sekaligus ayah.
Sungguh, menanti kehadiran anak pertama memberi sensasi
serta kenikmatan tersendiri dalam diri kami. Ada antusiasme yang sangat tinggi yang kami
rasakan, bukan hanya saya, istri saya pun demikian. Demi mempersiapkan diri
menjadi orang tua yang baik, istri saya pun giat mempelajari bagaimana cara
mengurus bayi yang baik. Salah satunya adalah dengan mengikuti seminar tentang
ASI yang dilaksanakan di RS. Puri Cinere, tempat kami biasa memeriksakan
kandungan. Di rumah sakit tersebut setiap hari sabtu pagi selalu diadakan kelas
senam hamil dan kelas laktasi. Pada suatu kesempatan seminar yang diikuti oleh
istri saya, dokter spesialis laktasi yang menjadi pembicara menyampaikan
pentingnya ASI bagi pertumbuhan bayi serta emosional sang ibu. Dokter tersebut
malah sangat antipati dengan susu formula, beliau mengatakan bahwa zat kimia
yang terkandung dalam susu formula tidak sepenuhnya bagus untuk sang bayi.
Alih-alih menambah gizi bagi sang bayi, kalo ternyata kandungannya tidak sesuai
dengan kondisi bayi malah justru bisa membahayakan si bayi.
Hal senada juga pernah saya baca dalam sebuah artikel blog
milik PAUD Pelangi Nusa. Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa susu
setiap jenis mamalia berbeda dan bersifat spesifik untuk tiap spesies, yaitu
disesuaikan dengan keperluan, laju pertumbuhan serta kebiasaan menyusui.Bayi
manusia akan mencapai 2 kali berat lahirnya dalam waktu sekitar 6 bulan,
sedangkan anak sapi hanya memerlukan waktu 6 minggu, sehingga dapat dimengerti
bahwa komposisi ASI dan susu sapi pastilah berbeda. ASI seorang ibu bisa
berbeda dengan ASI ibu yang lain. Jika ASI tiap ibu saja berbeda, maka
bagaimana bisa ASI manusia sama dengan ASI hewan? **
Itulah mengapa bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibanding bayi yang diberi susu sapi maupun susu formula.
Itulah mengapa bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibanding bayi yang diberi susu sapi maupun susu formula.
Terdapat banyak keajaiban dari ASI salah satunya adalah ASI
selalu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sesuai dengan kebutuhannya dan sangat
spesifik, hal mana yang tidak dapat digantikan oleh susu formula. Mengapa?
Karena susu formula membutuhkan media air untuk mengencerkannya, apabila
terlalu cair maka si bayi bisa saja kekurangan gizi, dan apabila terlalu pekat
si bayi bisa mengalami obesitas. Kedua-duanya tentu saja tidak baik untuk si
bayi. Selain itu ada beberapa zat maupun nutrisi yang tidak bisa digantikan
oleh susu formula, yang mana zat tersebut mutlak ada dalam ASI. Kalau si bayi
tidak mendapatkan ASI lalu darimana lagi ia mendapatkan zat dan nutrisi
tersebut.
Saya termasuk orang yang awam dengan dunia medis, jadi saya
tidak bisa menuliskan kandungan-kandungan nutrisi dalam ASI dengan bahasa
tersebut. Jika ada pembaca yang berminat untuk mengetahuinya secara detil
silakan klik disini.
Artikel dari PAUD Pelangi Nusa, dalam artikel tersebut dijelaskan secara
detil tentang keutamaan dan keajaiban ASI.
Selanjutnya mengenai masalah berapa lama sebaiknya ASI
diberikan pada bayi. Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa minimal
pemberian ASI ekslusif pada bayi adalah 6 bulan, setelah 6 bulan boleh
diberikan makanan pendamping. Dari penelitian yang lain memberikan kesimpulan
bahwa semakin lama si bayi diberi ASI maka tingkat imunitas serta kecerdasannya
makin tinggi. Lalu bagaimana menurut ajaran Islam? Allah SWT dalam Al- Quran
surah Al Baqarah ayat 233 telah memberikan penjelasan secara gamblang. Berikut
terjemahannya :
”Para ibu hendaklah
menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS 2:233)
Dari ayat diatas kita bisa simpulkan bahwa untuk
kesempurnaan menyusui hendaklah diberikan selama 2 tahun. Akan tetapi dewasa
ini banyak kaum ibu justru memilih untuk tidak menyusui anaknya, ada yang
beralasan karena ASI nya tidak keluar, hal mana yang justru dibantah oleh
beberapa dokter spesialis laktasi. Menurut para dokter tersebut Allah telah
memberikan anugerah ASI bagi setiap ibu yang melahirkan, jikalau ada ibu yang
mengklaim tidak keluar ASI itu lebih dikarenakan kesalahan awal pada penanganan
bayi, maupun faktor psikologis sang ibu. Secara alami ketika bayi dilahirkan si
bayi langsung mencari ibunya, akan tetapi naluri si bayi ini justru terkadang dipatahkan
oleh pihak luar (perawat, bidan atau dokter kandungan) yang hendak membersihkan bayi yang secara tidak langsung
memisahkannya dari ibunya, oleh karena itu sekarang telah timbul kesadaran di
beberapa rumah sakit akan pentingnya Inisiasi Menyusui Dini, dimana ketika bayi
baru dilahirkan langsung diberikan kepada ibunya untuk menyusu.
Sebagian yang lain beralasan sibuk dengan pekerjaan, padahal
ada banyak cara yang bisa ditempuh agar ibu pekerja masih bisa menyusui
anaknya. Salah satunya adalah melalui kurir ASI, terutama di kota-kota besar.
Untuk masalah ini kebijakan di Negara kita memang tertinggal jauh dengan beberapa Negara maju, di Jerman, Jepang dan beberapa Negara maju yang lain pemerintahnya menetapkan cuti selama satu tahun bagi kaum ibu yang sedang menyusui. Kebetulan saya punya seorang teman yang pernah tinggal lama di Jepang, teman saya ini pun mengatakan bahwa di Jepang bagi ibu yang bekerja dan sedang menyusui mendapat jatah cuti selama satu tahun. Semoga nanti kedepannya pemerintah kita juga bisa memberikan kebijakan yang serupa, karena memberikan ASI sangatlah penting bagi kemajuan sumber daya manusia kita. Selain itu bisa memangkas pengeluaran masyarakat untuk membeli susu formula, yang mana bisa menghemat devisa Negara.
Untuk masalah ini kebijakan di Negara kita memang tertinggal jauh dengan beberapa Negara maju, di Jerman, Jepang dan beberapa Negara maju yang lain pemerintahnya menetapkan cuti selama satu tahun bagi kaum ibu yang sedang menyusui. Kebetulan saya punya seorang teman yang pernah tinggal lama di Jepang, teman saya ini pun mengatakan bahwa di Jepang bagi ibu yang bekerja dan sedang menyusui mendapat jatah cuti selama satu tahun. Semoga nanti kedepannya pemerintah kita juga bisa memberikan kebijakan yang serupa, karena memberikan ASI sangatlah penting bagi kemajuan sumber daya manusia kita. Selain itu bisa memangkas pengeluaran masyarakat untuk membeli susu formula, yang mana bisa menghemat devisa Negara.
Kembali ke ayat diatas, sungguh Islam itu memang agama yang
sempurna. Dalam ayat tersebut juga memuat pandangan Islam dalam menyikapi
kelahiran si bayi terkait masalah ekonomi. Seperti kita ketahui bersama harga
susu formula itu terhitung mahal, bahkan sangat mahal bagi masyarakat ekonomi
bawah. Lalu mengapa kita bersusah payah mengeluarkan uang kita untuk sesuatu
yang belum tentu baik bagi bayi kita, sementara Allah telah memberikannya
secara gratis dan jelas pasti bermanfaat!?
Telah jelas pula disebutkan dalam ayat tersebut “Janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena
anaknya”, namun terkadang karena gengsi dengan tetangga atau saudara kita
memaksakan diri untuk memberikan sesuatu yang mahal padahal belum tentu baik
bagi bayi kita. “Seseorang tidak dibebani melainkan kadar kesanggupannya.”
Jika kita mengikuti aturan Allah tersebut tentu saja kita tidak lagi
dipusingkan dengan biaya membeli susu formula yang mahal tersebut. Dengan ASI
eksklusif, pengeluaran untuk susu formula bisa kita alihkan untuk biaya yang
lain yang jauh lebih bermanfaat. Benar adanya ASI itu Aman, Sehat dan Irit!
*mengutip istilah dari mbak Mia Sutanto dalam artikel di blognya.
Artikel terkait dari blog lain :
O kini ku tau... ty mbak ... mbakyu curly ...
ReplyDeleteKok mbak sih!? ;(
ReplyDelete