The King Of Limbs - Radiohead

Tanpa banyak basa-basi dan pers conference Radiohead merilis album studio ke- 8 nya yang diberi judul The King of Limbs. Peluncuran ini lebih cepat satu hari dari jadwal yang mereka rencanakan. Peluncuran album ini juga menjawab pertanyaan para fans tentang kebenaran album tersebut, mengingat sebelumnya banyak gosip yang beredar dan sebagian besar menyatakan bahwa gosip tersebut hanya sebatas hoax.
Versi digital album tersebut bisa langsung di download di situs yang memang telah mereka sediakan, yaitu www.thekingoflimbs.com . Berbeda dengan rilis album sebelumnya In Rainbows, dimana mereka membebaskan kita untuk menentukan harga yang hendak dibayarkan, kali ini mereka menentukan harga untuk album tersebut.

Secara umum album ini sangat Radiohead sekali, sekedar penilaian subyektif saya, album berisi 8 track ini berbeda dengan album mereka sebelumnya In Rainbows yang begitu berwarna. Kali ini melalui album The King of Limbs ini mereka kembali kepada bentuk mereka ketika album Kid A dan Amnesiac, sedikit murung dan misterius. Bagi penggemar Radiohead pada masa OK Computer dan The Bends mungkin agak susah mencerna album ini. Tapi bagi mereka yang menyukai album Kid A dan Amnesiac bisa jadi album ini akan dijadikan album favorit.
8 track di album ini didominasi bunyi-bunyian elektronik. Dengan nada-nada yang , kembali saya bilang sangat Radiohead sekali, album ini dibuka dengan lagu berjudul Bloom dengan permainan suara piano elektronik dan bunyi-bunyian yang cenderung aneh menurut saya, tapi menghasilkan komposisi yang unik enak didengar. Lagu kedua berjudul Morning Mr. Magpie, masih dengan konsep yang mirip, konon lagu ini menceritakan pandangan Thom Yorke mengenai krisis perbankan beberapa waktu lalu.
Track ketiga album ini diberi judul Little by Little, petikan gitar intro lagu ini mengingatkan saya pada lagu dari Portishead yang berjudul Sour Times. Komposisi unik di lagu ini benar-benar menggelitik telinga. Feral, lagu keempat di album ini sepertinya dibuat oleh Jonny Greenwood, musik elektronik yang cenderung aneh, asing dan seperti dari dunia antah berantah ini mirip-mirip dengan lagu-lagu mereka di album Amnesiac dan juga album solo Jonny Greenwood, Body Song.

Lotus Flower menjadi lagu kelima di album ini, salah satu lagu favorit saya di album ini. Lotus Flower dengan beat-beat yang dinamis seolah-olah menciptakan suatu sentuhan baru pada musik-musik dance, bisa dibilang musik dance ala Radiohead. Videoclip lagu ini juga sudah bisa dinikmati di You Tube, videoclip yang unik dimana Thom Yorke menari dengan tarian yang unik pula.
Codex menjadi lagu favorit kedua saya di album ini, permainan piano dan efek di lagu ini sangat luar biasa. Sepertinya hanya Radiohead saja band yang mampu membuat komposisi seperti ini.
Dua lagu terakhir di album ini ditutup dengan Give up the Ghost dan Separator. Separator merupakan salah satu lagu favorit saya juga.

Dari tadi saya tidak membahas masalah teknik serta kualitas sound yang mereka hasilkan, karena saya memang awam untuk masalah tersebut. Yang saya tahu, album ini album yang bagus, tapi tidak sebagus album In Rainbows memang, setidaknya album ini bisa mengobati kerinduan fans Radiohead.

Satu hal yang saya ketahui, sounds Radiohead sangat berbeda dengan band-band lain dan sepertinya mereka telah menemukan bentuk mereka sendiri dan merasa nyaman dengan musik yang mereka mainkan. Perkara orang bisa menerima musik mereka atau tidak itu soal lain bagi mereka.

Bagaimanapun juga Radiohead telah menjelma menjadi band papan atas yang susah dikejar band lain, mereka menempati posisi yang dihuni oleh mereka sendiri. Radiohead telah menjadi legenda hidup, band yang mampu bertahan hampir dua dekade tanpa pergantian personel sama sekali.  Kita nantikan kembali kiprah mereka, satu hal yang membuat saya bertanya-tanya, kapan mereka menggelar konser di Indonesia?


Comments

Popular Posts