DENAWA
aku terlalu banyak bicara sepertinya..
hanya enggan yang mengecambah..dalam menerima dengar darimu...
"aku terlalu lemah untuk mengakui kelemahanku
menjadi hina, bahkan lebih.
masih lebih baik maling yang bangga dengan dirinya, atau raja yang mengabsolutkan dirinya.
tapi aku tak lebih daripada ngengat menjemput mautnya dalam terang api"
aku terlalu banyak bicara pastinya...
tapi aku punya logika... punya mata hati...walau kadang tertutup debu
aku akan terus bicara sepertinya
melalui angin yang menyibakkan rambutmu
melalui malam yang mengantarkan tidurmu
melalui fajar yang membangunkanmu
bahkan melalui teriakan kemarahan yang menyadarkanmu...
karena mulutku tak bisa terbendung, karena aku angkuh, karena aku denawa dalam dirimu.
hanya enggan yang mengecambah..dalam menerima dengar darimu...
"aku terlalu lemah untuk mengakui kelemahanku
menjadi hina, bahkan lebih.
masih lebih baik maling yang bangga dengan dirinya, atau raja yang mengabsolutkan dirinya.
tapi aku tak lebih daripada ngengat menjemput mautnya dalam terang api"
aku terlalu banyak bicara pastinya...
tapi aku punya logika... punya mata hati...walau kadang tertutup debu
aku akan terus bicara sepertinya
melalui angin yang menyibakkan rambutmu
melalui malam yang mengantarkan tidurmu
melalui fajar yang membangunkanmu
bahkan melalui teriakan kemarahan yang menyadarkanmu...
karena mulutku tak bisa terbendung, karena aku angkuh, karena aku denawa dalam dirimu.
Comments
Post a Comment