WAKTU (bagian pertama)
Mukaddimah
Yoi, belakangan ini saya lagi sering kepikiran tentang waktu. Mungkin bagi sebagian orang sih ga penting, tapi bagi saya hal ini adalah pertanyaan dari masa kecil yang sampai sekarang pun masih begitu menggelitik saya. Sebenarnya waktu itu sendiri apa sih? Yang kita kenal sekarang kan hanya skala tentang waktu beserta satuannya, dan konsepsi kita tentang waktu. Kemudian waktu itu sendiri sebenarnya apa sih? Mungkin Einstein telah mengungkapkan bahwa waktu itu relative, ada berbagai acuan terhadapnya. Tapi tetap aja pikiran nakal ini terus mencari tahu, bertanya, dan berpikir ‘apa sih sebenarnya waktu itu?’. Ditambah lagi saya juga tergelitik salah satu ayat ini : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu."(32:5)
Makna dari kalimat ‘satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu’ ini semakin membuat saya bertanya-tanya.
Walaupun sebenarnya saya juga telah mengetahui bahwa rahasia waktu hanyalah milik Allah SWT. Tapi ga ada salahnya kan jika kita mencoba sedikit berkontemplasi..hehe..Siapa tahu ada yang mau nanggapi sekalian berbagi ilmu dan sharing informasi.
Nah, di bawah ini saya sertakan artikel yang saya terjemahkan secara bebas dari Encarta, semoga dapat menjadi manfaat.
Pendahuluan
Waktu adalah pengalaman kesadaran akan durasi, sebuah periode antara suatu tindakan atau kejadian yang muncul. Waktu juga merupakan sebuah dimensi yang merepresentasikan suatu rangkaian tindakan atau kejadian. Waktu merupakan sesuatu yang fundamental dalam dunia fisik, sebagaimana halnya panjang dan massa. Suatu konsep yang menyatakan bahwa waktu adalah dimensi keempat – dalam persamaan tiga dimensi dari ruang : panjang, lebar, dan tinggi – merupakan dasar dari fisika modern. Pengukuran terhadap waktu melibatkan penetapan skala waktu untuk menunjukkan kemunculan suatu kejadian. Penentuan yang tepat terhadap waktu bergantung pada definisi astronomik dan atomik yang telah ditetapkan dengan sungguh-sungguh oleh para ilmuwan dengan ketepatan matematis.
Para fisikawan sepakat bahwa waktu merupakan suatu hal yang paling pelik untuk dipahami di alam semesta ini. Meskipun para ilmuwan dapat menjelaskan tentang masa lalu dan masa depan serta demarkasinya seperti misalnya detik dan menit, mereka tidak dapat menjelaskan secara tepat apa sebenarnya waktu itu. Sebuah penjelasan yang komprehensif mengenai waktu tidak pernah ada sampai awal abad 20, ketika seorang fisikawan Amerika kelahiran Jerman Albert Einstein mengusulkan teori relativitasnya. Teori ini menjelaskan waktu sebagai dimensi keempat dari suatu dunia empat dimensi yang tidak hanya terdiri atas ruang saja, melainkan ruang dan waktu.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur waktu dewasa ini. Waktu Matahari dihitung berdasarkan rotasi bumi pada sumbunya. Hal ini menjadikan gerak semu matahari dalam melintasi langit sebagai ukuran durasi satu hari. Waktu sidereal juga didasarkan atas rotasi bumi, tetapi menggunakan gerak semu dari bintang ‘tetap’ dalam melintasi langit dimana rotasi bumi digunakan sebagai dasar penentuan waktu. Waktu standar, penghitungan waktu yang lazim digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, penghitungan waktu ini didasarkan pada pembagian bola bumi menjadi 24 zona waktu secara sama. Waktu dinamis – sebelumnya disebut waktu ephemeris – merupakan suatu skala waktu astronomi. Para astronom menggunakan orbit bumi di sekitar matahari untuk menentukan waktu dinamis, sebagaimana gerakan orbital bulan dan planet-planet lainnya. Waktu atomik didasarkan pada frekuensi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau diserap oleh atom-atom tertentu atau molekul-molekul dalam kondisi tertentu. Waktu atomik ini merupakan metode pengukuran waktu yang paling presisi.
UKURAN DAN KETETAPAN
Pengukuran terhadap lintasan waktu mungkin berawal dari konsep, masa lalu, kini, dan masa depan. Dalam sejarahnya manusia telah menggunakan berbagai benda langit – yaitu, Matahari, Bulan, Planet-planet, serta Bintang-bintang – untuk mengukur waktu. Manusia jaman dahulu menggunakan pergerakan benda-benda ini terhadap langit untuk menetapkan musim, lamanya suatu bulan, dan lamanya tahun, juga untuk menetapkan kalender. Manusia juga membuat jam matahari dan jam pasir untuk mengukur waktu. Jam mekanik pertama ditemukan pada abad 14. Penggunaan jam pendulum menjadi popular pada tahun 1600-an ketika seorang astronom Belanda yang bernama Christiaan Huygens menerapkan pendulum untuk mengatur pergerakan jam. Pada poin ini, jam menjadi cukup akurat untuk mencatat menit sebaik mencatat jam.
Penggunaan chronometer ( Jam yang sangat presisi) untuk mengukur waktu secara presisi memegang peranan penting dalam navigasi dari pertengahan abad 18 sampai tahun 1920-an dengan cara menetapkan garis bujur. Sebelum ditemukannya chronometer yang akurat pada pertengahan abad 18, para navigator dengan mudahnya dapat menentukan garis lintang, tetapi untuk menentukan garis bujur mereka mengalami kesulitan. Jika pembacaan terhadap posisi matahari pada saat tengah hari tidak tepat, akan menghasilkan pengukuran garis bujur yang menyimpang. Sebagai contoh, suatu kesalahan satu derajat untuk garis bujur, dapat menghasilkan kesalahan posisi garis bujur sekitar 400 m, untuk sebuah kapal yang berada pada daerah khatulistiwa. Pengukuran waktu yang tepat didapatkan lebih jauh bersamaan dengan evolusi masyarakat industri modern. Selama akhir abad 18, Revolusi Industri mendorong pabrik untuk memulai pekerjaan dan berhenti pada waktu yang ditetapkan, dengan demikian mengubah tempo kehidupan. Perkembangan rel kereta api dan penggunaan kereta api pada pertengahan abad 19 menekankan kebutuhan akan jam yang tepat.
OK, Sampai sini dulu terjemahan bagian pertamanya. Berikutnya kita sambung di bagian kedua mengenai macam-macam pengukuran waktu.
PS : Mohon maaf kalau hasil terjemahannya sedikit berantakan…hehe…Maklum masih belajar….
Yoi, belakangan ini saya lagi sering kepikiran tentang waktu. Mungkin bagi sebagian orang sih ga penting, tapi bagi saya hal ini adalah pertanyaan dari masa kecil yang sampai sekarang pun masih begitu menggelitik saya. Sebenarnya waktu itu sendiri apa sih? Yang kita kenal sekarang kan hanya skala tentang waktu beserta satuannya, dan konsepsi kita tentang waktu. Kemudian waktu itu sendiri sebenarnya apa sih? Mungkin Einstein telah mengungkapkan bahwa waktu itu relative, ada berbagai acuan terhadapnya. Tapi tetap aja pikiran nakal ini terus mencari tahu, bertanya, dan berpikir ‘apa sih sebenarnya waktu itu?’. Ditambah lagi saya juga tergelitik salah satu ayat ini : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu."(32:5)
Makna dari kalimat ‘satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu’ ini semakin membuat saya bertanya-tanya.
Walaupun sebenarnya saya juga telah mengetahui bahwa rahasia waktu hanyalah milik Allah SWT. Tapi ga ada salahnya kan jika kita mencoba sedikit berkontemplasi..hehe..Siapa tahu ada yang mau nanggapi sekalian berbagi ilmu dan sharing informasi.
Nah, di bawah ini saya sertakan artikel yang saya terjemahkan secara bebas dari Encarta, semoga dapat menjadi manfaat.
Pendahuluan
Waktu adalah pengalaman kesadaran akan durasi, sebuah periode antara suatu tindakan atau kejadian yang muncul. Waktu juga merupakan sebuah dimensi yang merepresentasikan suatu rangkaian tindakan atau kejadian. Waktu merupakan sesuatu yang fundamental dalam dunia fisik, sebagaimana halnya panjang dan massa. Suatu konsep yang menyatakan bahwa waktu adalah dimensi keempat – dalam persamaan tiga dimensi dari ruang : panjang, lebar, dan tinggi – merupakan dasar dari fisika modern. Pengukuran terhadap waktu melibatkan penetapan skala waktu untuk menunjukkan kemunculan suatu kejadian. Penentuan yang tepat terhadap waktu bergantung pada definisi astronomik dan atomik yang telah ditetapkan dengan sungguh-sungguh oleh para ilmuwan dengan ketepatan matematis.
Para fisikawan sepakat bahwa waktu merupakan suatu hal yang paling pelik untuk dipahami di alam semesta ini. Meskipun para ilmuwan dapat menjelaskan tentang masa lalu dan masa depan serta demarkasinya seperti misalnya detik dan menit, mereka tidak dapat menjelaskan secara tepat apa sebenarnya waktu itu. Sebuah penjelasan yang komprehensif mengenai waktu tidak pernah ada sampai awal abad 20, ketika seorang fisikawan Amerika kelahiran Jerman Albert Einstein mengusulkan teori relativitasnya. Teori ini menjelaskan waktu sebagai dimensi keempat dari suatu dunia empat dimensi yang tidak hanya terdiri atas ruang saja, melainkan ruang dan waktu.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur waktu dewasa ini. Waktu Matahari dihitung berdasarkan rotasi bumi pada sumbunya. Hal ini menjadikan gerak semu matahari dalam melintasi langit sebagai ukuran durasi satu hari. Waktu sidereal juga didasarkan atas rotasi bumi, tetapi menggunakan gerak semu dari bintang ‘tetap’ dalam melintasi langit dimana rotasi bumi digunakan sebagai dasar penentuan waktu. Waktu standar, penghitungan waktu yang lazim digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, penghitungan waktu ini didasarkan pada pembagian bola bumi menjadi 24 zona waktu secara sama. Waktu dinamis – sebelumnya disebut waktu ephemeris – merupakan suatu skala waktu astronomi. Para astronom menggunakan orbit bumi di sekitar matahari untuk menentukan waktu dinamis, sebagaimana gerakan orbital bulan dan planet-planet lainnya. Waktu atomik didasarkan pada frekuensi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau diserap oleh atom-atom tertentu atau molekul-molekul dalam kondisi tertentu. Waktu atomik ini merupakan metode pengukuran waktu yang paling presisi.
UKURAN DAN KETETAPAN
Pengukuran terhadap lintasan waktu mungkin berawal dari konsep, masa lalu, kini, dan masa depan. Dalam sejarahnya manusia telah menggunakan berbagai benda langit – yaitu, Matahari, Bulan, Planet-planet, serta Bintang-bintang – untuk mengukur waktu. Manusia jaman dahulu menggunakan pergerakan benda-benda ini terhadap langit untuk menetapkan musim, lamanya suatu bulan, dan lamanya tahun, juga untuk menetapkan kalender. Manusia juga membuat jam matahari dan jam pasir untuk mengukur waktu. Jam mekanik pertama ditemukan pada abad 14. Penggunaan jam pendulum menjadi popular pada tahun 1600-an ketika seorang astronom Belanda yang bernama Christiaan Huygens menerapkan pendulum untuk mengatur pergerakan jam. Pada poin ini, jam menjadi cukup akurat untuk mencatat menit sebaik mencatat jam.
Penggunaan chronometer ( Jam yang sangat presisi) untuk mengukur waktu secara presisi memegang peranan penting dalam navigasi dari pertengahan abad 18 sampai tahun 1920-an dengan cara menetapkan garis bujur. Sebelum ditemukannya chronometer yang akurat pada pertengahan abad 18, para navigator dengan mudahnya dapat menentukan garis lintang, tetapi untuk menentukan garis bujur mereka mengalami kesulitan. Jika pembacaan terhadap posisi matahari pada saat tengah hari tidak tepat, akan menghasilkan pengukuran garis bujur yang menyimpang. Sebagai contoh, suatu kesalahan satu derajat untuk garis bujur, dapat menghasilkan kesalahan posisi garis bujur sekitar 400 m, untuk sebuah kapal yang berada pada daerah khatulistiwa. Pengukuran waktu yang tepat didapatkan lebih jauh bersamaan dengan evolusi masyarakat industri modern. Selama akhir abad 18, Revolusi Industri mendorong pabrik untuk memulai pekerjaan dan berhenti pada waktu yang ditetapkan, dengan demikian mengubah tempo kehidupan. Perkembangan rel kereta api dan penggunaan kereta api pada pertengahan abad 19 menekankan kebutuhan akan jam yang tepat.
OK, Sampai sini dulu terjemahan bagian pertamanya. Berikutnya kita sambung di bagian kedua mengenai macam-macam pengukuran waktu.
PS : Mohon maaf kalau hasil terjemahannya sedikit berantakan…hehe…Maklum masih belajar….
Comments
Post a Comment